Latest Posts

Selasa, 17 Maret 2009

Hadits maudhu'

Study Hadits Maudhu'(palsu)

I.Pendahuluan

Hadits maudhu' bagai noda hitam yang mengotori lembaran putih yang bersih dan suci,ia juga bisa membuat kita terseret kejurang kesesatan jika kita tidak mengenalnya,dengan keseriusan para ulama akhirnya mereka mampu membedakan hadits maudhu' dari yg lainnya.sebenarnya yang menjadi korban dari hadits ini adalah masyarakat umum yang tidak sempat membaca literatur hadits secara mendalam untuk itu tulisan ini sedikit mengajak kita menyikapi dan sedikit memahami apa itu hadits maudhu',bahaya dan apa pula penyebabnya.

Sebelum lebih lanjut berbicara tentang hadits maudhu',sedikit penulis cantumkan disini beberapa istilah yang digunakan para ulama ketika berbicara tentang hadits,istilah ini juga akan penulis gunakan disni agar tulisan ini difahami sesuai dengan tujuan penulis.da tentunya agar tidak ada pertanyaan tentang istilah yang digunakan nantinya dalam pembahsan ini. Diantara istilah-istilah itu adalah:

1.Hadits.yaitu sesuatu yang disandarkan pada bi Muhammad saw,baik perkataan,perbuatan ataupun ketetapan. Taqrir atau ketetapan adalah suatu perkara yang tidak dikatakan oleh nabi dan tidak pula dilakukan oleh beliau,ia merupakan suatu peristiwa yang terjadi dihadapan beliau atau sebatas diketahui saja namun nabi tidak mengingkarinya.tidak adanya ingkar dari nabi apat diketui bawa hal tersebut boleh dilakukan.dan seolah-olah nabi METAPKAN hal itu walaupun tidak dilakukan dan tidak pula disabdakan.

Namun disamping itu ada juga yang mengatakan bahwa hadits tidak sebatas disandarkan pada nabi namun juga hal-hal yang disandarkan pada shahabat dan tabi'in juga disebut hadits.

2.Sunnah. Ia adalah sinonim dari hadits artinya sama dengan hadits,perlu dipahami bahwasanya disni kita berbicara tentang istilah menurut ulama hadits,bukan ulama lainnya seperti ulama fiqh,ushul fiqh.sebab menurut istilah ulama fiqh sunnah berarti sesuatu yang atang ari nabi,apabila dikerjakan akan mendapat pahala dan jika ditinggalkan tidak mendapat dosa.

3.Khobar.Ia sama seperti hadits,namun lebih luas,kalau tadi hadits hanya disandarkan pada nabi maka khobar tidak hanya pada nabi melainkan juga pada shohabat dan tabi'in.

Kalau hadits diartikan dengan mengikuti pandapat kedua yaitu tidak hanya disandarkan pada nabi tapi juga pada shohabat dan tabi'in maka ia adalah sinonim dari khobar karena satu makna.

Karena kata-kata hadits sudah lumrah ditelinga kita maka penulis akan menggunakannya disni sebagai istilah yang mencakup sesuatu yang yang disandarkan pada nabi,shohabat maupun tabi'in.

4.Atsar.istilah ini berarti sesuatu yang hanya di sandrkan pada shohabat dan tabi'in,ia tidak mencakup sesuatu yang dinisbahkan pada nabi..

Pemahaman tentang istilah ini penulis kutip dari syair imam Syuthi yang mebicarakan tentang ilmu hadits.

Dibawah ini dicantumkan bait-bait tersebut:

والمتن ما انتهي اليه السند من الكلام و الحديث قيدوا

بما اضيف للنبي قولا او فعلا وتقريرا ونحوها حكوا

وقيل لا يختص بالمرفوع بل جاء للمقوف و المقتوع

[1]فهو علي هذا مرادف الخبر وشهروا شمول هذين الأثر

Adapun makna bait-bait ini sesuai dengan pembagian diatas.

Secara garis besar hadits terbagi dua. yaitu hadits maqbul(diterima)dan hadits mardud(ditolak).dan masing-masing punya pembagiannya tersendiri.adapun hadits maudhu' yang menjadi pembahsan disni adalah termasuk katagori hadits mardud,bahkan ia merupakan khobar mardud yang paling parah.

Tema ini penulis angkat mengingat banyak sekali hadits mardud yang beredar dimasyarakat yang mana ianya dikira sebagai hadits yang sohih(benar),padahal justru kebalikannya.

II.Pengertian hadits maudhu'

Secara etimologi kata maudhu' merupakan isim maf'ul dari fi'il madhi wadho'a yang memiliki beberapa ma'na.Bisa bermakna menggugurkan,meninggalkan membuat.dan melekatkan.Maka dari itu kata maudhu' disni memiliki arti sesuatu yang digugurkan,yang ditinggalkan,yang di buat dan yang dilekatkan atau dikaitkan.

Sedangkan menurut terminology hadits maudhu' berarti sebuah kalam yang diciptakan segolongan orang kemudian dinisbahkan(dihubungkan)pada nabi Muhammad SAW.

Disebut madhu' karena hadits ini digugurkan pengamalannya,ditinggalkan yaitu tidak diamalkan,dibuat oleh segolongan orang yang mana bukan berasal dari nabi,dan dilekatkan atau dikaitkan kepada nabi padahal nabi sama sekali tidak pernah mengucapkannya[2].

III.Sejarah hadits maudhu'

Awal muncul hadits maudhu'

Saat nabi Muhamad SAW masih berada disisi para shahabat,masa itu merupakan masa kenabian,masa keemasan,keadilan,dan kemakmuran.Nabi Muhammad selalu dibimbing oleh wahyu ilahi dalam segala keputusannya,walaupun ada kesalahan tapi itu kecil sekali mungkin tidak dapat dikatan sebuah kesalahan dan bahkan langsung mendapat teguran dari Allah.Sebenarnya kesalahan kecil yang dilakukan Rasulullah tidak lain merupakan pelajaran bagi umatnya yang memang sudah ditakdirkan oleh Allah,sepeti kejadian antara Rasulullah dan Ibnu maktum salah seorang shahabat.

Memang banyak diantara para shohabat yang tidak mendengar langsung hadits nabi dari beliau disebabkan kesibukan mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup sebagai manusia seperti berdagang,bertani ,beternak dan sebagainya. Namun para shohabat demi cinta akan ilmu dan agama,mereka selalu bergantian mendapat pelajaran dari rasul SAW.

Shahabat merupakan generasi terbaik ummat,rasul sendiri yang memberikan kesaksian demikian.sabda nabi

"Sebaik-baik kamu semua ummat ku adalah orang yang hidup pada zaman ku kemudian zaman berikutnya ,kemudia berikutnya lagi"(HR Ahamad, Bukhory,Muslim,Nasa'I Tirmidz,Abu Daud)[3]

Tidak satupun sahabat yang berdusta dalam periwayatan hadits,mereka adalah generasi terpilih yang Allah khsukan untuk menjaga qur'an dan hadits dari tangan kerusakan pada masa itu,hal ini bukan hanya karena taktunya para shahabat akan ancaman Allah swt,tapi juga karena cinta mereka pada Rasulullah SAW disertai iman yang mendalam akan kebenaran islam.

Dari shahabat barro' bin Aa'zib ra.ia berkata:

Tidak semua kami mendengar hadits dari rasulullah saw,kami mempunyai kesibukan masing-masing.akan tetapi tidak ada diantara kami yang berdusta dalam meriwayatkan hadits kepada yang tidak mendengarsecara langsung (HR Imam Hakim)[4]

Setelah wafatnya rasulullah saw,para shohabat pun tetap masih seperti dulu bahkan mereka lebih hati-hati dalam menyeleksi hadits,diantara mereka bahkan ada yang sangat keras dalam menerima hadits yang tidak mereka dengar langsung dari nabi.tak jarng mereka tidak mau percaya dengan seorang shahabat dan minta saksi lain akan kebenaran sebuah hadits atau bahkan mereka minta yang meriwayatkan hadits untuk bersumpah akan kebenarannya[5].

Para shohabat sadar betul akan bahaya berdusta apalagi atas nama nabi,merkalah orang yang mendengar langsung sebuah sabda nabi yang berbunyi"sesungguhnya berbohong atas namaku tidaklah sama seperti berbohong atas nama salah satu diantara kamu. Barang siapa yang berbohong atas namaku maka dipersilakan mengambil tempat dalam neraka(HR Bukhory,Muslim,Ahmad dll)

Hal itu dapat kita lihat dari kisah shahabat umar bin khotob,ra dan Abu Musa al-asyari,ra dimana Umar tidak mau mentah-mentah menerima sebuah hadits dari Abi musa Al-asyari sehingga ada shohabat lain yang memberi kesaksian serupa.kerasnya umar ra dalam periwayatan hadits menujukkan betapa hati-hatinya para shohabat dalam hal ini,padahal Abi musa al-asyari merupakan salah satu pembesar para shohabat yang tidak mungkin akan berani berdusta.Dalam ilmu hadits jujurnya seorang rowy memang merupakan salah satu syarat diterimanya sebuah hadits,namun tafarrud atau sendirinya sorang roowy dalam meriwayatkan hadits juga merupakan penyebab hadits itu memiliki sedikit cacat sehingga tidak dapat diterima dalam urusan aqidah.Barangkali karena hanya Abi musa yang menyampaikan hadits itu pertama kali maka umar ragu,karena yang namanya manusia pasti punya sifat lupa yang memang dibawa sejak lahir berbeda halnya jika ada rowy-rowy lain yang meriwayatkan hadits serupa,maka secara otomatis ia akan menjadi lebih kuat. Adanya kemungkinan lupa yang dimiliki manusia inilah yang membuat hadits yang diriwaytkan satu orang rowy tidak bisa menjadi hujjah dalam hal aqidah walaupun ia merupakan hadits shohih. Sebenarnya dalam urusan aqidah tidak hanya ditolak hadits yg diriwayatkan oleh satu rowy saja tapi hadits yang belum mencapai tingkatan qo'iyyus tsubut(muthlaq benar) juga ditolak,hadits ini biasanya disebut dengan istilah khobar ahad,lawannya adalah khobar muwatir,karena kita tidak bebicara tentang maslah aqidah maka penulis tidak akan berbicara panjang lebar tentang hal ini.

Keadaan aman dan tenteram terus berlangsung dimana para shahabat tetap terus menjaga hadits dari tangan perubahan hadits saat itu masih murni,yang disebut hadits kala itu memang benar-benar berasal dari nabi saw.namun fitnah mulai muncul diakhir-akhir kepemimpinan Utsman bin Affan ra yang berujung dengan syahidnya khalifah Usman ra thun 35 H.Berikutnya naiklah Imam Ali bin Abi tholib ra sebagai kholifah,namun fitanh terus berlanjut bahkan makin mengkhawatirkan.Saat itu umat islam terbagi kedalam dua kelompok,salah satunya membela Ali dalam hal perbedaanya dengan Muawiyyah dan satu kelompok lagi malah mencela Ali dan mencela Muawiyyah juga.

Fitanh terus berlanjut hingga syahidnya Shohabat Ali ra thun 40 H.tentu saja perseteruan diantara umat islam kala itu memunculkan hal baru yang sangat menyedihkan,kelompok pendukung Ali misalnya setelah kewafatanya membuat hadits palsu yang membenarkan Ali dalam perseteruan itu,begitu sebaliknya kelompok yang mendukung muawiyyah.Dari sinilah para ulama menganggap bahwa hadits-hadits maudhu' atau palsu mulai muncul kira-kira pada thun 41 hijrah setelah wafatnya Ali ra.

Perpecahan diantara umat kala itu didalangi seorang actor bernama Abdullah bin Saba'seorang yahudi yang sangat membenci islam,ialah yang punya andil besar dalam peristiwa syahidnya Utsman bin Affan ra,tidak cukup itu saja ia bahkan menghasut umat islam untuk memenudukung Ali ra dengan cara yang tidak semestinya,tokoh inilah sebenarnya yang menjadi otak dari munculnya golongan syi'ah yang keterlaluan dam membela Ali,bahkan berani membuat hadits palsu demi hal itu.

Perlu diperhatikan bahwa para shahabat kala itu tetap pada prinsip mereka,tentu saja mereka tidak akan menerima hadits palsu yang jelas tidak mereka dengar dari nabi.Mereka juga tidak tinggal diam terhadap fitnah yang terjadi kala itu yang menyebabkan terbaginya umat islam menjadi beberapa klompok,namun begitu panasnya suhu politik saat itu dan karena banykanya jumlah umat islam,juga luasnya kekuasaan islam kala itu yang tidak hanya menguasai jazirah arab tetapi sampai ke iraq dan syam tentu hal ini sangat sulit sekali bagi terwujudnya persatuan ummat,bahkan para shohabat pun bimbang saking samarnya permasalahan yang menimpa mereka,mereka ragu siapa yang berada dipihak yang benar Ali kah atau muawiyyah atau pihak A'isyah radhiallauanhum.

Benarkah hadits maudhu' sudah ada semenjak zaman nabi?

Sebagian orang ada yang menyangka bahwa hadits palsu sudah ada sejak masa nabi,ia tidak baru muncul pada tahun 41 H seperti keterangan diatas,bahkan menurut mereka nabi sendiri pernah mendengar hadits palsu tersebut.Dalil mreka yaitu sebuah hadits yang berbunyi:

Barang siapa yang berbohong atas namaku maka dipersilakan menempati neraka(rowy hadit lihat diatas).

Mereka mengatakan bahwa hadits ini disabdakan sebab ada seorang laki-laki pada zaman nabi yang berdusta atas naman rasulullah saw.maka raslu pun bersabda demikian.

Berikut ini kami kutip kisah selengkapnya tentang sebab munculnya hadits diatas menurut sebagian kalangan. Kisah ini sebnarnya terdapat pada kita-kitab yang tidak hanya meriwayatkan hadits shohih tapi juga hdits yang tidak shohih.Seperti:

-Iman At-Thohawy dalam kitab musykil al-atsar meriwayatkan dari buraidah bin hashib ra bahwansanya seorang laki-laki datang pada sebuah kaum dipinggir madinah kemudian ia berkata "sesengguhnya rasulullah saw memerintahkan saya untuk menghukumi suatu hal yang terjadi pada kalian bedasarkan pada pendapat saya".--laki-laki ini pada masa jahiliyah pernah melamar seorang wanita dari kaum tersebut tapi mereka menolak untuk menikahkannya--kemudian ia pergi kerumah perempuan itu dan tinggal disitu.maka kaum itu pun mengutus seseorang menghadap ralulullah saw menceritakan hal tersebut kemudian rasul berkata "musuh Allah telah berbohong",dan beliaupun mengutus seseorang menuju kaum itu dan berpesan pada utusan itu bahwa jika kamu menjumpai laki-laki tersebut dalam keadaan hidup maka pukullah tengkuknya dan kata nabi lagi saya tidak melihat kamu masih menjumpainya dalam keadaan hidup,jika kamu menemunya dalam keadaan sudah mati maka bakarlah ia. Kemudian utusan itu bertolak menuju kaum tersebut dan ternyata ia menemui bahwa laki-laki tersebut sudah meninggal karena disenagat ular kemudian utusan itupun membakarnya,dari sini kemudian nabi besabda "barang siapa yang berbohong atas nama saya makan dipersilakan menempati neraka".[6]

-Dalam kitab al-mu'jam al-aushath Imam thobroni menyebutkan bahwa seorang laki-laki yang memakai pakaian seperti pakaian rasulullah mendatangi penduduk madinah,kemudian ia berkata "sesungguhnya rasulullah memerintahkan saya untuk melihat-lihat setiap penduduk mana saja yang saya kehendaki (kata melihat disni dalam bahasa arabnya menggunakan kata isthola'a yang tidak hanya berarti melihat bagian/penampilan luar tapi juga melihat bagian dalam,intinya ada niat kurang ajar dalam perkataan laki-laki tersebut). Para pendudukpun berkata kami telah membuat perjanjian dengan rasulullah saw dan beliau melarang kami berbuat kejelekan. .kemudian mereka menyiapkan sebuah rumah untuknya dan mereka mengutus seseorang menghadap rasulullah saw.setelah itu rasulullah berkata pada Abu Bakr dan Umar radhiyallahuanhuma "pergilah kalian menemuinya,jika kalian menjumpainya dalam keadaan hidup maka bunuhlah ia kemudian bakrlah mayatnya,jika kalian menemuinya sudah mati maka bakarlah ia",kemudian nabi berkata lagi " saya tidak melihat kalian akan menjumpainya dalam keadaan masih hidup".setelah itu mereka berdua pergi menemuinya dan menjumpainya sedang buang air kecil pada malam hari kemudian ia disengat seekor ular dan langsung meninggal,merekapun membakarnya,dari situ nabi bersabda "barang siapa yang berbohong atas nama saya maka dipersilakan menempati neraka"[7].

Kisah inilah yang menjadi pegangan golongan diatas.Untuk mengetahui kebenaran kisah ini mati kita teliti dengan seksama. Setidaknya ada beberapa hal yang menyebabkan kisah yang diriwaytakan dalam hadits ini perlu dipertanyakan kebenarannya diantaranya:

1.Dalam sanad Imam Thohawy yang meriwayatkan hadits ini terdapat nama Sholih bin Hayyan Al-Qursy. Para Imam ulama hadits telah sepakat bahwa ia dho'if(lemah) dalam meriwayatkan hadits. Imam Yahya bin ma'in mengatakan ia dho'if,Imam Nasa'I mengatakan ia tidak bisa dipercaya,sedangkan Imam Bukhory mengatakan "fihi nazdorun"(perlu dipertanyakan)[8],secara bahasa perkataan Bukhory ini menunjukkan ia tidaklah lemah amat,tapi kalau kita belajar ilmu mushtholah maka dapat kita ketahui bahwa kata fihi nazdorun jika diucapkan Imam Bukhoru maka artinya tidak lah seperti fihi nazdorun ketikan diucapkan ulama lain,fihi nazdirun dalam kamus Imam Bukhry bermakna kazzaab atau akdzabunnaz yang berarti pembohong besar[9].

2. Al-Hafidz Imam Adz-zdahabi berkata hadits ini tidak shohih,ini hadits mungkar,ia tidak diriwayatkan kecuali oleh Sholih bin Hayyan dan dia dho'if[10].

3. Kalu kita lihat matan(isi) hadits,disana terdapat perintah yang bertetangan dengan peritah nabi yang lain yaitu perintah membakar mayat,padahal nabi melarang membakar mayat dalam hadits lain yang shohih, kecuali hal ini terjadi sebelum turunnya larangan membakar mayat,tapi disni tidak ada dalil yang menjelaskan hal itu.

4 Didalam sanad Imam Thobroni terdapat nama Atho' bin As-Sa'ib.menurut keterangan ulama sesungguhnya orang ini telah pikun.

Kesimpulannya,karena hadits ini dicela oleh para ulama,terdapat cacat didalamnya,disebabkan hal-hal diatas maka yang paling tepat bahwa sabda nabi yang bebunyi "barang siapa yang berdusta atas nama saya…..dst"tidaklah diucapkan oleh nabi saw karena adanya kisah diatas,melainkan untuk memperingatkan ummat supaya tidak berdusta atas nama beliau karena bahayanya sangat besar baik didunia maupun diakhirat. Seolah-olah hadits ini memberi isyarat bahwa umat islam akan menyebar luas oleh karena itu nabi mewanti-wanti akan terjadinya kebohongan atas nama beliau. Juga hadits ini menunjukan mu'jizat nabi yang mana beliau mengetahiu dengan izin Allah swt apa yang akan terjadi pada ummatnya setelah kewafatannya dimana akan muncul hadits-hadits palsu,oleh karena itu beliau mempertingatkan ummat akan azab bagi pemalsu hadits[11].

Sebab munculnya

Ada beberapa hal yang kiranya menyebabkan munculnya hadits palsu,secara global hal itu adalah:

-Ta'ashub(fanatisme)

-Ikhtilaf(pebedaan atau perseteruan)

-inhrof wal ahwa'(penyimpangan dan mengikuti kesenangan hawa nafsu)

Setelah kita ketahui secara global sebab munculnya hdits palsu maka disni kami akan menjabarkan secara terperinci tentang sebab-sebab itu, nah dari sini silahkan pembaca menggolongkan sendiri termasuk kata gori mana sebab-sebab berikut dari 3 sebab global diatas.

Diantara sebab-sebab itu adalah

1.perbedaan dan perseteruan dalam politik

Muculnya kelompok syi'ah dan khowarij dalam islam sesungguhnya bukan karena perbedaan dalam hal agama melainkan akibat pengaruh syiasi(politik),perseteruan mereka sebenarnya menyangkut kepemimpinan umat islam kala itu!siapa yang paling berhak memimpin ummat sebagai pengganti nabi?hal inilah yang menyebabkan mereka berpecah pada mulanya. Kelompok syi'ah berpendapat Ali lah yang paling pantas menjadi kholifah,bahkan mereka tidak mangakui kholifah sebelum Ali.

Sebaliknya khowarij malah mati-matian membenci Ali, sebenarnya mereka juga pada mulanya merupakan pendukung Ali. Disebabkan peristiwa tahkim antara Ali dan Muawiyyah yang berkhir dengan naiknya Muawiyyah mengganti Ali menjadi kholifah,mereka malah membenci Ali juga membenci Muawiyyah[12].

Karena dukung mendukung dan benci membenci inilah pada akhirnya muncul orang yang membuat hadits palsu demi menguatkan dukungan mereka.

-Syi'ah misalnya membuat hadits palsu yang berbunyi "barang siapa yang tidak mengatakan Ali adalah sebaik-baik manusia maka ia kafir" hadits palsu ini ada dikitab Imam khotib Al-Baghdady.

-Ada juga yang membuat hadits palsu tentang kemulyaan shohabat Muawiyyah,bunyinya "orang yang terpercaya disisi Allah ada tiga: Saya maksudnya nabi saw, malaikat Jibril dan Muawiyyah. Hadits ini juga diriwayatkan Imam khotib.

-Yang paling mengkhawatirkan dalam hal ini adalah golongan rofidhoh,salah satu golongan dari syi'ah yang paling berbahaya. Imam syafi'I pernah berkata "saya belum pernah melihat kaum yang mengikuti hawa nafsu yang lebih parah kejelekannya dari pada rofidhoh".

Hammad bin salamah pernah dibilang oleh salah seorang syekh dari rofidhoh,syekh itu berkata "jika kami berkumpul kemudian kami dapatkan sesuatu yang baik maka kami buatkan hadits palsu untuk mendukung hal itu".ini pengakuan mereka sendiri yang terang-terngan ngaku membuat hadits palsu.

Adapun diantara hadits yang mereka buat adlah sebuah hadits palsu yang berbunyi "jika kalian melihat muawiyyah diatas mimbar ku(mimbar nabi) maka bunuhlan ia".

Bagaimana dengan khowarij?

Kalau syi'ah menghalalkan membuat haits palsu,maka khowarij sebaliknya,jangankan memalsu hadits berbuat dosa aja mereka hukumi kafir,ga heran banyak yang dikafirkan oleh mereka termasukAli ra dan Muawiyyah.jadi pendekny mereka ini merupakan golongan yang paling radikal dalam islam.

Para ulama berpendapat bahwa khowarij ini adalah golongan yang paling sedikit memalsukan hadits dalam islam. Ibnu Taimiyyah brkata bahwa khowarij walaupun mereka banyak mrusak agama api mereka termasuk orang yang jujur. Bahkan ada yang mengatakan bahwa hadits yang berasal dari mereka termasuk hadits paling shohih.

2. Zindik

Zindik adalah menampakan islam dan menyembunyikan kekafiran.secara zhohir mereka islam,tapi dalam hati mereka tidaklah demikian.

-Menurut Hammad bin Yazid orang-orang zindik membuat 14 ribu hadits

-Slah seorang kholifah Abbasiyyah yaitu Al-Mahdi pernah berkata bahwa seorang zindik pernah mengaku padaku bahwa ia membuat 100 hadits palsu dan hadts-hadits itu beredar ditenagh-tengah ummat..

-Adapun diantara hadits palsu yang muncul dari zindik berbunyi "saya adalah nabi terakhir,tidak ada nabi setelah saya kecuali apabila Allah enghendaki"

3. Tidak mengerti agama

Tidak mengerti agama namun tenggelam dalam ibadah yang berlebihan juga menyebabkan seseorang membuat hadits palsu. Mereka menyangka denagn membuat hadits palsu itu mereka telah berbuat kebaikan dijalan Allah karena hadits palsu yang mereka buat menganjurkan ibadah pada Allah.

Golongan ini banyak membuat hadits-hadits palsu tentang keutamaan ibadah,banyak hadits yang mereka buat yang isinya anjuran disertai pahala besar(targhib) dan larangan yang disertai ancaman azab Allah(tarhib). Parahnya lagi karena mereka sangat taat secara zhohirnya,banyak diantara umat islam yang awam percaya begitu saja denagn hadits palsu mereka.

Diatara yang termasuk golongan ini adalah Abu Ishmah Nuh bin Maryam Al-Maruzy, ia membuat hadits palsu tentang keuataman surat-surat dalam Al-Qur'an.

Ketika dikatakan padanya dari mana kamu dapat hadits ini yang kamu katakana dari Ikrimah padahal murid-murid Ikrimah tidak pernah meriwayatkannya,ia menjawab "sesungguhnya sy melihat orang-orang telah berpaling dari al-qur'an danmereka sibuk dengan fiqhnya Abu hanifah,sibuk mengkaji kitab siroh ibnu Ishaq maka say buatkan hadits tentang itu".

4. Fanatik terhadap madzhab tertentu.

Sebagaimana fanatic terhadap kelompok dalam politik memunculkan hadits palsu maka fanatic terhadap madzhab keagaamn juga demikian adanya. Diatara yang terlalu fanatic ini ada yang membuat hadits palsu mendukung imam dari madzhab yang ia ikuti bahkan mencelah imam dari mazdhab yang berlawanan,seperti sebuat hadits palsu yang menyanjung Imam hanafi dan mencela Imam Syafi'i. bunyi hadits palsu itu adalah: "Akan muncul dari ummatku seorang yang disebut Abu Hanifah dia adalah pelita ummatku" hadits palsu yang mencela Imam Syafi'I berbunyi: "Akan muncul pada ummatku seorang laki-laki yang bernama Muhammad bin Idris(nama asli imam Syafi'i)dia lebih berbahaya dari pada syeithon" na'uzubillahimin zda lik.bayangkan betapa beraninya merka mencela imam syafi'I sedemikian rupa,sungguh kuarng ajar sekali.Seandainya imam Hanafi hidup dzaman itu dan bertemu dengan orang yang mengatakannya.tidak mustahil akan dipukul oleh beliau,karena menjelekkan imam Syafi'I dan memuji beliau merupakan tanparan tesediri baginya.

5. Mendekatkan diri kepada raja atau pembesar.

Ini juga merupaka salah salah satu penyakit manusia yang terlalu menginginkan duniawy.tidak dilarang memang mengejar dunia!!!malah Allah mengajurkan kita menikmati hidup ini,merasakan karunianya yang berlimpah ruah. Namun kalau jalan yang ditempun untu mencapai karunia itu menyimpang maka ini yang menjadi masalah,apalgi sampai membuat hadits palsu yang jelas mendapat ancaman dari Allah swt.

Dahulu ketika diansti Abbasiyyah dipimpin oleh Al-mahdi,ada seorang yang dating kebeliau memuat hadits palsu,namun al-mahdi tahu akan hal itu dan beliaupun berkata"saya bersaksi bahwa sesungguhnya kepalamu adalah kepala pembohong".

6. Sering berkisah dan menasehati

Sebenarnya tujuan mereka baik,yaitu agar orang yang mendengar kisah dan nasehat dari mereka mejadi isyaf kejalan yang benar,tapi cara mereka yang tidak baik bahkan enodai agamai,berdusta atas nama nabi.

Umumnya kisah yang mereka ceritakan seputar surga dan neraka. Tidak jarang mereka seligi dengan nasehat yang berguna. Ada kisah menarik tentang ini yang diriwayatkan imam Hakim…

Suatu ketika Imam Hanbali dan Imam Yahya bin Ma'in merupakan dua orang imam dalam hadits berada disebuah masjid yang bernama roshoshoh hendak melakukan sholat tiba-tiba berdiri seorang tukan kisah dihadapan mereka dan berkata "Ahmad bin Hanbal(imam hanbali)dan Yahya bin Ma'in meriwayatkan padaku sebuah hadits,mereka berdua berkata Abdurrozak meriwayatkan pada kami dari mu'mar dari Abu Hurairoh bahwa raulullah saw bersabda : barang siapa yang mengucap Laa ilaha illallah maka akan diciptakan oleh Allah setiap kalimat darinya seekor burung yang mana paruhnya terbuat dari emas,dan bulunya terbuat dari marjan."

Seketika Imam Ahmad memandang Yahya bin Ma'in begitu pula Yahya,kemudian beliau berkata pada Yahya bin Ma'in "kamu yang berkata demikian"?Yahya pun bilang "demi Allah saya baru mendengarnya sekarang"dan mereka terdiam beberapa saat!ketika orang tadi sesai bercerita Imam Yahya bin Ma'in menunjuk padanya,danorang itu pun cepan menghampiri beliau ia mengira Yahya akan memberi upah padanya.maka Yahya pun berkata"siapa yang mengatakan padamu hadits ini'?denagn santai ia menjawab Ahmad bin Hanbal dan Yahya bin Ma'in!tentu Yahya lansung berkata " saya ini yahya dan disamping saya ini Ahmad,kami tidak pernah mendengar seumur hidup tentang hadits itu,orang itu berkata lagi :apakah benar kamu Yahya?Yahya menjawab :benar!,kemudai orang itu berkata saya elalu mendengar bahwa Yahya bin Ma'in adalah orang bodoh dan saya baru tau sekarang!kemudian Yahya berkata lagi :darimana kamu tau kalu saya ini bodoh? Orang itu pun menjawab seenaknya :"seolah-olah didunia ini tidak ada Yahya bin Ma'in dan Ahmad bin Hanbal kecuali kalian berdua,dan saya menulis hadits dari sembilan belas orang Yahya bin Ma'in dan Ahmad bin Hanbal selain kamu berdua.

Kemudian Imam Ahad berkata biarkan dia!akhrnya orang itu berdiri seperti orang yang terhina karena malunya[13].

Setelah itu Imam Ahmad menjelaskan hal itu didepan orang yang hadir dimasjid itu akan yang sebenarnya.

7. fanatic suku bangsa atau tempat tinggal

Ini seperti hadits palsu tentang keutamaan kota bashroh diiraq,keutamaan Jeddah dan keutamaan kota qozwain, ad juga hadits palsu yang mencela Sudan.

Dalam hal suku bangsa tepatnya bahasa ada hadits yang memulyakan bahasa parsi yang berbunyi "sesungguhnya bahasa yang digunaka sekitar Arsy adalah bahsa Persia,dan jika Allah akan memberikan wahyu yang didalamnya terdapat kelembutan maka Allah mewahyukan dalam bahsa Persia,sebaliknya jikan didalam wahy tersebut terdapat hal yang keras maka diwahyukan dalam bahasaarab"[14].

Ada juga hadit yang memulyakan bahasa arab bunyinya:'bahsa yang paling dibenci adlah Persia,bahasanya syethon adalah bahasa khouzyah,dan bahasa penduduk neraka adalah bahasanya orang bukhoro(tempat lahirnya imam bukhory),sedangkan bahasa penduduk surga adalah bahasa arab[15]".

8. kondisi tertentu yang menimpa seseorang

Seperti yang terjadi pada Saad bin Thorif al-iskafy ketika seorang guru yang mengajar anaknya memukul anaknya,kemudian dia buat hadits palsu yang berbunyi "pengajar anak-anak kamu adalah orang yang paling jelek diantara kamu,paling tidak perduli dengan anak yatim dan paling keras terhadap orang miskin"

Masih ada lagi sebenarnya sebab lain,namu karena terlalu banyak maka kami cukupkan disni mengingat inilah sebab penting munculnya hadits-hadits palsu.

Kitab yang memuat hadits maudhu'

Lebih lanjut jika kita ingin megetahui lebih banyak apa saja hadits-hadits madhu' silakan merujuk kitab-kitab dibawah ini,kitab-kitab ini hanya berisi hadits mahdu' yang memang telah dikarang oleh ulam guna mempermudah kita mengetahuinya.diataranya:

-Al-maudhu'aat karya imam Ibnu Jauzy

-Al-laaly al-mashnu'ah fil ahadits al-maudhu'ah karangan al-hafidz al-kabir imam Suyuthi

-Tanzih asy-syari'ah al-marfu'ah an al-ahadits asy-syani'ah al-maudhu'ah karya Ibnu Iroq al-kannany.

-Kitab al-maudhu'at minal ahadits al- marfu'ah atau nama lainnya kitab al-abathil karangan Abi Abdillah Al-Husein bin Ibrohin al-Hamzdany al-Hafidz

-Tadzkiroh al-maudhu'ah karya sykeh Muhammad bin Thohir bin Ali al-Hindy

-Al-asror al-marfu'ah bil ahadits al-maudhu'ah karangan syekh Mula' Ali Qori

-Al-fawa'id al-majmu'ah fil ahadits al-maudhu'ah karya Imam Muhammad bin Ali Asy-Syaukany

-Al-atsar al-marfu'ah fil ahadits al-maudhu'ah karya Al-allamah Abdul Hayy bin Abdul Hakim al-kanawy.

-Al-lu'lu' al-marshu' fima qiila laa ashla lahu au biashlihi maudhu'un milik Abil Mahasin Muhammad bin Kholil

-Tahzdirul muslimin minal ahadits al-maudhu'ah ala sayidil mursalin milik Abi Abdillah Muhammad Al- Basyir Zhofir al-Azhary.

IV.Hukum hadits maudhu'

Hukum mengamalkan dan meriwayatkannya

Telah sepakat para ulama bahwa haram hukumnya meriwayatkan hadit ini bagi orang yang tahu akan keadaan nya. Karena nabi saw pernah berabda "barang siapa yang berbicara tentang sebuah hadits yang ia tau bahwa hadits itu tidak benar dating dariku maka ia termasuk pembohong"(HR Imam Muslim),kecuali dalam beberapa kondisi,yaitu :

1.Disertai keterngan bahwa hadits itu palsu

2.Memperingatkan ummat akan bahaya hadits maudhu'

3.Keadaan belajar mengajar,dan lain-lain yang sekiranya membutuhkan untuk mriwayatkannya tanpa ada niat mengatakan itu adalah hadits yang bersal dari nabi.

Ancaman bagi pembuat hadits maudhu'

Hadits yang berbunyi "barang siapa yang berdusta atas nama saya dipersilahkan menempati neraka"merupakan ancama bagi pembuat hadits palsu.

Hadits ini secara hukum sangat kuat sebab ia diriwayatkan oleh banyak orang sehingga mencapai derajat mutawatir yang mana apabila hadits mencapai derajat ini maka kebenarannya menyamai al-qur'an.

Membuat hadits palsu merupakan dosa besar dalam islam oleh karena itujangan sekali-kali kita berani membuatnya,dan jika kita sudah mengetahui sebuah hadits ternyata dia palsu maka tiak boleh kita menyebutnya hadis keculi dikasih qoyyid atau sifat yakni "palsu".

Memang banyak sekali ucapan yang bermutu yang diklaim hadits padalah bukan,seperti kata-kata" Tuntutlah ilmu walaupun kenegeri Cina"kata-kata ini bukanlah hadits sebenarnya ia merupakan ucapan biasa yang memang ada benarnya.tidak salah sebenarnya dengan ucapan ini.yang salah adalah mengatakan ia sebagai hadits padahal sama sekali tidak demikian..

Ini salah satu contoh ucapan yang dikira hadits oleh kebanykan masyarakat kita,padahal ia palsu.dan mungkin banyak kata-kata mutiara yang lain dianggap hadit oleh masyarakat,untuk itu disini kami berusaha memberi sedikit info tenang hal itu.dan kami berharap jika kita sudah mengetahui akan hal ini jangan sampai kita masih mengataknnya hadits.

Sedikit problem tentang hadits "Brang siapa yang berdusta…"

Ada sebagian golongan yang membolehkan bedusta atas nama nabi demi kebaikan. Golongan ini disebut Karomiyyah, kelompok ini dinisbatkan pada Muhammad bin karrom as-sajistany.yang wafat thun 255H..mereka membolehkan membuat hadits yang berisi dorongan berbuat ketaatan dan berisi ancaman bagi yang yang berbuat ma'shiat.

Dalil mereka ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Thabrany dari jalan Amr bin Harits dan Abu Nua'im dalam kitab Hilyah dari jalan Ibnu Mas'ud. Yang berbunyi :

من كذب عليّ متعمدا ليضلّ به الناس فليتبوّأ مقعده من النار

Artinya :barang siapa yang berdusta atas nama nabi dengan tujuan menyesatkan manusia maka dipersilahkan menempati neraka(HR Imam Thabrany dan Abu Nua'im)

Serius dikit ya!!! Mari kita perhatikan dengan seksama penyelesaian hadits ini…okey!!!

Hadit ini menjadi alasan kuat bagi mereka yang mengatakan bahwa berdusta atas nama nabi dengan tujuan kebaikan tidaklah dilarang!!!alasan mereka dari hadits tersebut yaitu :

1.kata-kata ليضل به الناس (dengan tujuan menyesatkan manusia) ini adalah bukti bahwa berdusta atas nama nabi untuk kebaikan manusia tidak dilarang,yang dilarang adalah kalau membuat hadits palsu dengan tjuan menyesatkan manusia.

2. kata-kata من كذب عليّ diawal hadits juga menjadi dalil bagi pendapat mereka memperbolehkan membuat hadits palsu dengan tujuan baik.

Karena menurut hadits ini atau hadits lainya yang tidak mencantumkan kata-kata ليضلّ به الناس, yang tidak boleh adalah كذب عليّ tapi كذب لي adalah dibolehkan.

Sebagai catatan bahwa كذب عليّ memiliki arti yang mempunyai konotasi kejelekan terjemahan gampangnya adalah berbohong atas nama saya(nabi) dengan tujuan jelek yang kira-kira merugikan islam.

Sedangkan كذب لي malah berarti sebaliknya yaitu berbohong atas nama saya dengan tujuan baik. Padahal hadits nabi yang melarang berdusta atas nama beliau memakai kata-kata كذب عليّ ,dari sini mereka memahami bahwa yang dilarang hanya berbohong dengan tujuan jelek.

Bagi mereka hadits yang tidak mencantumkan kata-kata ليضلّ به الناس (dengan tjuan menyesatkan manusia)juga bisa menjadi alasan bagi pendapat mereka. Karena ia menggunakan kata-kata كذب عليّ yang berkonotasi jelek,rusak dan sebangsanya.

3. Alasan ketiga yaitu berdusta yang terdapat pada hadits tersebut bukan bermakna berdusta yang terlintas dipikiran kita yaitu yang menjadi lawannya jujur atau benar,ia tidak lain merupakan sebuah kinayah dari menuduh nabi sebagai tukan sya'ir atau menuduh nabi tukang sihir..!!!jadi menurut mereka kata-kata كذب (berdusta atau mendustai) itu adalah menuduh Muhammad saw bukan lah nabi melainkan tukang sihir dan ahli sya'ir. Karena itu klu kita buat hadits palsu ga apa-apa asal kita tidak menuduh nabi yang tidak…ini mah kata mereka!!!

Jawaban terhadap dakwaan tersebut

1. Tambahan kata-kata ليضلّ به الناس terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Nua'im dari riwayat Ibnu Mas'ud ra,Al-Barroz dan Thobrony dari jalan Amr bin Harits ra.

Mengenai tambahan ini,para hafidz sepekat menhukuminya bathal(tak bisa diterima.) Karena tambahan ini diperselisihkan apakah ia maushul(nyambung kenabi tanpa adanya silsilah yang putus)ataukah mursal(ada yang putus).Imam Daruquthny dan Imam Hakim menguatkan pendapat bahwa tambahan ini tidak maushul alias ada yang terputus silsilahnya.

Imam Darimy bahkan meriwayatkan denagn sanad yang lemah. Ini sanggahan dari segi sanad berikut dari matannya ..

2. okelah sekiranya kita bilang tambahan itu benar adanya,tapi hal ini pun tidak lah bisa melegitimasi pendapat golongan diatas.Tambahan itu tak lain hanya sekedar taukid atau penguat bagi larangan berdusta atas nama nabi denga tujuan jelek yang berarti berdusta dengan tjuan jelek lebih besar dosanya dari pada tujuan baik. Dia sama sekali tidak menggugurkan keharaman berdusta atas nama nabi denagan tujuan baik. Para ulama menamakan ini dengan Takhshiishu ba'dhi afrodil amm bizdikri

Jadi dengan adanya tambahan kata-kata ليضلّ به الناس sama sekali tidak memberi pemahaman bahwa berdusta denagn tujuan baik itu diperbolehkan.Contoh seperti ini banyak terdapat dalam al-qur'an diantaranya

Firman Allah swt yang berbunyi : " لا تاكلوا الربا اضعافا مضاعفة (QS,Ali Imron :130.

Artinya ;janganlah kamu memakan harta riba' yang banyak

Sama dengan tambahan diatas,maka kata-kata اضعافا مضاعفة(berlipat-lipat/banyak) pada ayat diatas sama sekali tidak mempunyai mafhum(arti).sebab riba' itu baik dikit atau banyak kita memakannya tetaplah haram.jadi tidak berarti dengan adanya kata-kata اضعافا مضاعفة pada ayat itu kita lantas memahami bolehnya memakan harta riba' yang jumlahnya sedikit,karena yang dilarang adalah memakan riba'yang banyak.

Kesimpulannya kata-kata اضعافا مضاعفة tidak lain hanya merupakan taukid atau penguat akan haramnya riba' yang banyak dan ia sama sekali tidak menggugurkan keharaman memakan riba'yang sedikit

Juga firman Allah berikut : ولا تقتلوا اولادكم من املاق

Artinya : dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kelaparan(kekurangan rizqi) (Q.S: al-an'am :151)

Sama seperti diatas bahwa tambahan kata-kata من املاق (karena takut kelaparan/kekurangan rizqi) pada ayat tersebut sama sekali tidak menggugrkan haramnya membunuh anak kalu alasanya bukan karena takut kekurangan rizqi,membunuh anak hukumnya tetap haram baik karena takut kekurangan rizqi maupun tidak.

3. Adapun jawaban terhadap alasan kedua mereka yang berdalil dengan kata-kata من كذب عليّ diawal hadits yang berkonotasi negative,hal itu tidak lah selalu demikan.

Dari segi bahasa huruf jar علي tidak hanya mempunyai arti negative ia juga memiliki arti positive.jadi tidak bisa dikatakan bahwa arti dari من كذب عليّ disni adlah barang siapa yang berbohong atas nama saya dengan tujuan jelek,tidak mencakup tujuan baik! Intinya علي disini mempunya konotasi makna negative dan potitive jadi larangan itu tidak sebatas berbohong dengan tujuan jelek,berbohong dengan tujuan baik pun dilarang.

Qo'idah dalam bahsa arab berbunyi "huruf jar itu kadang memakai makna huruf jar yang lain" huruf jar علي yang dasarnya berkonotasi negative seringkali menggunakan makna ل yatiu huruf jar yang memiliki arti positive.Jadi kesimpulannya huruf jar علي disni bermakan negative dan positive. Banyak sekali contohnya huruf jar علي menggunakan makna yang berkonotasi positive diantarnya ucapan رحمة الله عليه ,jelas disini konotasinya positive karena rahmat merupakan suatu kebaikan. Jadi huruf jar علي yang terletak dalam sebuah kalimat tidaklah semerta-merta berkonotasi negative.

Adapun contoh علي berkonotasi negative yaitu pada doa pengantin yang berbunyi

بارك الله لكما و عليكما artinya :mudah-mudahan Allah memberkahi kenikmatan yang

kalian berdua dapatkan dan mudah-mudahan juga Allah memberi berkah dari bala' atau cobaan yang menimpa kamu berdua. Huruf jar علي disni memiliki konotasi negatiove karena berarti cobaan atau bala'.

4. Disamping itu,membolehkan berdusta demi mengajak manusia pada keabikan dan demi majunya islam seolah menganggap bahwa islam belum sempurna sehingga perlu di buat hadits palsu untuk menyempurnakannya.

Dalam surat al-maidah Allah telah menegaskan bahwa islam telah disempurnkan sebelum nabi wafat,maka dari itu sama sekali tidak diperlukan tambahan hadits palsu dalam syari'at ini.

5. Ada lagi hadits shohih dalam shohih Bukhory mengatakan "barang sipa yang mengatakan atas namaku apa yang tidak aku katakan silakan menempati neraka"

Jelas sekali disini nabi mengatakan kata-kata "apa yang tidak aku katakan" yang mana perkataan ini mencakup berdusta denagn tujuan baik maupun jelek,semuanya dilarang,dan diperslihakan mengambil tempat dineraka.

V. Penutup

Barangkali cukup sampai disini tulisan ini kami berharaf tentnya sedikt banyka memberi manfat terutam pada penulis dan pad pembaca umumnya.

Sebenarnya masih banyak pembahasan yang belum sempat kami singgung ,mengingat terbatasnya kemampuan kami,juga luasnya pembahsan tesebut yang mana membutuhkan waktu panjang untuk membuat sebuah kesimpulan yang dicurahkan dalam bentuk tulisan.

Awalnya kami hanya mentargetkan maksimal 6 halaman untuk tulisa ini,namu ternyata melebihi batas dan banyak poin-poin yang kami buang mengingat akan bertambah banykanya halaman itu kalu kami teruskan,sementara waktu sangat terbatas untuk hal ini.InsyaAllah dialin tulisa akan kami sambung lagi kekurang tulisn ini.

Wa billahi taufiq


[1] Manhaj zdawin nazdor fi syarhi manzdumati ilmil atsar,syekh muhammad mahfudz bin Abdullah at tirmasy 8-9

[2] Syarah alfiyyah suyithi fil hadits,karya syekh Muhammad bin syekh al-allamah ali bin adam al-etiofi

[3] Jamul jawami',imam syuthi,hal:12379 juz:1,maktab syamela

[4] Al- mustadro ala shohihain,imam hakim.juz;1 hal:216

Catatan:imam hakim berkata bahwa hadits ini shih menurut syarat syaikhoini yaitu imam bukhory dan muslim.oleh karena ia memenhun syarat kedua imam tersebut maka ia merupakan hadits shohih yang berada diurutan ketiga,intinya dia hadits shihih yang bias dipertangungjawabkan.

[5] At-tahqiq wal Idhoh limasa'ila min ulumil istilah,Prof.DR.Musthofa Muhammad abu imaroh hal;213

[6] Musykil a-atsar,imam thohawy juz:1 hal:164

[7] Al-mu'jam al-aushath,imam thobroni juz2,hal:377 hadit ke"2112

[8] At-tahqiq wal idhoh limasa'ila min ulumil istilah,DR mushthofa abu imaroh hal 216

[9] Thuruq al-hukmi alal hadits bishihhah awiddho'fi Prof.DR Abdul Muhdi Abdu Qodir,hal:43

[10] Mizanul I'tidal juz:2 hal:293 dan siyarul a'lam an-nubala' juz:7 hal:374 keduanay karya Imam dzahabi

[11] At-tahqiq wal idhoh limasa'ila min ulumil istilah,Prof.DR musthofa abu imaroh hal:217

[12] Tentang peristiwa tahkim antara Ali dan muawiyyah penulis tidak bisa menceritakannya disni,silahkan merujuk kitab-kitab tentang sejarah islam.

[13] Al-madkhal,imam hakim hal:23

[14] Ad-dakhil fit tafsir, Dr.Ahmad Syahat Ahmad Musa hal'62

[15] Ibid hal :63

read more...